Sabtu, 22 November 2014

Sebuah Kartu Cantik

“Ting..tong…ting..tong” suara bel yang ada di depan rumah seakan-akan membuyarkan konsentrasiku yang saat itu sedang asyik memasak bersama ibu di dapur.
Segera kumatikan kompor, lalu bergegas menuju ke depan rumah. Dari arah depan terdengar teriakan dari suara yang tak asing kudengar.
            “Pos…pos…”bunyi suara itu. Oh, ternyata ada Pak Pos yang mengantarkan sesuatu. Segera aku buka pagar di depan rumah.
            “Ya, pak, ada surat ya?” tanyaku kepada Pak Pos.
            “Ini, mbak, ada kartu ucapan untuk Pak Dirgo, apakah benar ini alamat rumahnya?” tanya Pak Pos.
            “Benar, pak, makasih ya,” sambil kuterima sebuah kartu.
            “Sama-sama mbak.”
Sebuah kartu cantik, di setiap sisinya terdapat hiasan bunga yang dirangkai dengan perpaduan yang pas. Kartu itu dilatari dengan pemandangan yang begitu indah. Gunung yang menjulang tinggi berwarna biru dikelilingi awan putih bersih. Suatu perpaduan yang pas sekali dan di situ tertera kepada Yts. Bapak Dirgo. Ketika kubalik, ternyata kartu itu tidak ada nama pengirimnya. Kartu itu hanya bertuliskan “Selamat Berulang Tahun, Tuhan Memberkati.”
Wah, kartu dari siapa ini? Tanyaku dalam hati, tidak ada nama pengirimnya, tetapi si pengirim paham betul kalau saat ini bapak lagi berulang tahun. Sedangkan aku sendiri anaknya tidak tahu kalau hari ini bapak sedang berulang tahun daripada aku penasaran, langsung saja aku serahkan kartu itu kepada bapak. Dari raut muka bapak nampak terkejut dan penasaran. Kemudian beliau langsung membacanya.
“Selamat Berulang Tahun, Tuhan Memberkati.” Kata-kata dalam kartu itu, ditulis dengan huruf latin, tulisan tangan yang begitu indah. Kalau dilihat-lihat itu merupakan tulisan tangan seorang wanita yang paham benar dengan sebuah seni.
“Hayo, dari siapa ini?” godaku kepada bapak.
“Nggak tahu, soalnya di belakang juga tidak ada pengirimnya, bapak sendiri juga bingung. Ah, paling-paling dari penggemar bapak yang terdahulu,” sambil meletakkan kartu itu di meja. Kemudian bapak berlalu, meneruskan pekerjaaannya, merawat burung peliharaannya.
Peristiwa kartu ucapan tadi siang, membuatku penasaran, siapa sih yang mengirimkan kartu ini? Kalau dari ibu, jelas tidak mungkin, karena dari tadi ibu sibuk menyiapkan hidangan istimewa. Kalau dari adik, jelas bukan, soalnya adikku cowok yang cueknya minta ampun dan kalau dilihat dari tulisannya pasti dari seorang wanita. Kira-kira dari siapa ya? Tanyaku dalam hati dan sedikit menggelitik hatiku siapa gerangan pengirim kartu ini?. Ah, daripada penasaran terus menerus lebih baik kusimpan saja rasa ingin tahuku ini sampai nanti malam, lebih baik aku membantu ibu menyiapkan masakan untuk nanti malam.
Tak terasa waktu beranjak menuju malam, kami sekeluarga sudah siap di meja makan, ternyata hari ini ibu telah menyiapkan masakan istimewa untuk kami sekeluarga karena hari ini bapak sedang berulang tahun, ayam panggang dengan bumbu rujak beserta sambal dan lalapannya. Ayam tersebut diletakkan di atas piring berbentuk oval dan dikelilingi berbagai macam lalapan, timun, tomat, kemangi, dan di sampingnya sudah ada sambal yang ditaruh di dalam mangkok kecil yang berwarna merah menyala. Oh ya, ibu juga telah menyiapkan es buah, potongan buah melon, blewah, dan nanas ditambah bunga selasih .Hm..hm benar-benar masakan special. Sebelum menyantap makanan yang telah tersedia, tak lupa kami berdoa dulu, atas rejeki yang telah diberikanNya dan penyertaanNya kepada kami sekeluarga, khususnya kepada bapak yang hari ini berulang tahun.
Setelah makan malam, kami lanjutkan dengan diskusi kecil, akhirnya, daripada rasa penasaran ini menggelitik hatiku, kuberanikan diri untuk menanyakan perihal kartu ucapan tadi.
“Pak, sebenarnya kartu ucapan tadi dari siapa sih?”
“Oh, itu, masih penasaran to? bapak sendiri juga tidak tahu, kan kamu baca sendiri kalau di belakang kartu tersebut tidak ada pengirimnya.”
Ibu pun ikut menimpali, ternyata beliau juga penasaran.
“Iya lho, dari siapa sih? Buat penasaran aja, apalagi terlihat dari bentuk tulisannya sepertinya dari seorang wanita, siapa gerangan wanita itu?”
“Aku sendiri juga tidak tahu, kan kalau aku tahu juga akan memberi tahu, dari tadi dibilang tidak tahu juga tidak tahu.”
“Ya, sudah kalau tidak tahu, jangan sewot gitu dong! Hari ini kan ulang tahun bapak, masak sih marah-marah gak baik lho!” ibu mengingatkan bapak.
Diskusi kartu yang semula adem ayem berubah menjadi sedikit memanas. Bapak tidak bisa menahan emosinya, ibu pun tetap sabar, aku pun masih sedikit penasaran.
Adikku yang sedari tadi asyik dengan bacaannya, seakan-akan tidak memperdulikan perselisihan di antara kami. Namun, saat suasana mulai panas, ia tidak dapat menahan tawa, buku bacaan yang dari tadi di depannya langsung diletakkan karena tidak kuat menahan tawa. Ia kemudian menyelutuk.
“Aku ngaku deh, aku, yang mengirimkan kartu ucapan tadi, sengaja kubuat surprise, kartu itu didesain dan ditulis oleh seorang temanku tapi teman ini cowok, bukan cewek yang kalian sangka, karena ia paham dengan tulisan seni, makanya tulisannya bisa menyerupai tulisan cewek, gimana surpriseku? Gak nyangka kan? Maaf, kalau aku buat surprisenya benar-benar membuat suasana tidak menyenangkan, maaf ya…” adikku benar-benar tidak bisa menahan tawa, sampai-sampai ia duduk sambil memegang perutnya.
Wah, hebat juga adikku ini, dibalik sosok yang cuek, ternyata ia mempunyai hati yang peka dan peduli terhadap sekitarnya, sebuah hadiah yang istimewa dan kejutan yang sama sekali tak terduga sebelumnya. Padahal sebelumnya aku telah berprasangka buruk terhadap bapak, maafkan aku pak, ucapku dalam hati.  Nampaknya bapak  juga terlihat bahagia dengan kejutan yang dibuat adikkku ini, beliau kagum juga dengan adikku, bapak bersungut-sungut melihat polah adikku yang lucu saat menahan tawa.  

Rabu, 19 November 2014

Kerinduan

Apa artinya rindu? Bila rasa rindu tak tersampaikan, bila rindu hanya sebuah rasa, bila rindu hanya sebatas doa. Ya, rindu hanya sebatas doa, karena melalui doa, bisa menembus ruang dan waktu. Bahkan, melalui doa pun seluruh alam raya ikut berdoa dan menyampaikan rindu ini. Ada angin dengan hembusannya yang menyampaikan rindu. Ada hujan yang memberikan kesejukan ketika dilanda rindu. Ada terik matahari yang memberikan kehangatan di saat rindu datang. Ada yang mengatakan kalau rindu datang, temuilah orang yang kau rindukan. Tapi, akankah rindu ini hilang ketika bertemu dengan orang yang dirindukan? Memang, saat bertemu ada sedikit tetes yang memberi kesejukan hati yang sedang merindu, tapi ketika pertemuan itu hilang, sirna rasa rindu pun akan datang lagi. Rindu yang hanya sebatas doa justru akan bertahan lama, di sini ada harapan, asa, saat menunggu, kesetiaan, harap-harap cemas ketika pada suatu nanti ada sebuah perjumpaan yang dinantikan di mana dengan perjumpaan itu, ada luapan yang keluar karena endapan-endapan dari rindu yang lama.